inilah akibat dari SKS....tidak memanafaatkan waktu yang telah diberikan dengan baik, tapi repot jika waktunya sudah mepet. "Hikmah....besok gag boleh diulang lagi!!!!!", gunakanlah waktu dengan sebaik mungkin.
karena waktu tidak bisa di ulang,,,gunakanlah waktu itu dengan sebaik mungkin,,,,,
Renungan Berbagai Tema
Jumat, 24 Juni 2011
Rabu, 22 Juni 2011
"ZAKAT"
Makna “zakat” menurut bahasa ialah “menambah”. Sedangkan menurut syara’ ialah nama bagi suatu harta tertentu menurut carra-cara yang tertentu, kemudian diberikan kepada sekelompok orang yang tertentu pula.
Wajib zakat: hewan piaraan ( unta, sapi, lembu, kambing), emas dan perak, tanaman (bahan pokok), buah-buahan, harta dagangan.
Syarat wajib zakat : islam, merdeka, milik yang sempurna, nisab, haul.
Orang yang mendapatkan zakat : fakir, miskin, ‘amil, muallaf, budak mukhattab,orang yang mempunyai hutang, orang yang berjuang di jalan Allah, musafir.
orang yang tidak boleh mendapatkan zakat : orang kaya harta atau pekerjaan, orang keturunan bani Hasim, keturunan bani Muthalib, orang kafir.
Wajib zakat: hewan piaraan ( unta, sapi, lembu, kambing), emas dan perak, tanaman (bahan pokok), buah-buahan, harta dagangan.
Syarat wajib zakat : islam, merdeka, milik yang sempurna, nisab, haul.
Orang yang mendapatkan zakat : fakir, miskin, ‘amil, muallaf, budak mukhattab,orang yang mempunyai hutang, orang yang berjuang di jalan Allah, musafir.
orang yang tidak boleh mendapatkan zakat : orang kaya harta atau pekerjaan, orang keturunan bani Hasim, keturunan bani Muthalib, orang kafir.
"SHALAT JUM’AT"
Shalat jumat wajib bagi setiap orang mukallaf, merdeka, laki-laki, mukim, tidak sakit, dan tidak ada halangan untuk meninggalkan shalat jum’at.
Tidak wajib shalat jum’at bagi : orang kafir asli, anak kecil, orang gila, budak, orang perempuan, orang yang sakit/ serupa, orang y6ang bepergian.
Syarat sah shalat jum’at : dilaksanakan di dalam bangunan yang tetap digunakan untuk shalat jum’at, shalat jum’at dengan 40 orang laki-laki yang mukallaf dan mustautin, terdapat dua khutbah di dalmanya yang dilakukan pada waktu dhuhur, di dahului dua khutbah, tidak terdapat atau dibarengi shalat jum’at yang lain dalam satu wilayah.
Rukun khutbah : membaca hamdalah, shalawat kepara Rosulullah,wasiat un,tuk taqwa, membaca ayat al Quran pada salah satu khutbah, berdoa untuk orang mukmin pada khutbah ke dua.
Syarat dua khutbah : dilakukan setelah tergelincirnya matahari, berdiri bagi yang mampu, duduk diantara dua khutbah sekira thuma’ninah, suci dari dua hadas, suci dari najis, baik pakaian, tempat, dan badan, menutup aurat, terus-menerus dalam semua kalimat saat khutbah dan shalat, khutbah didengar oleh 40 jamaah..
Sunnah-sunnah khutbah : diatas mimbar yang berada di sebelah kanan mihrab, mengucapkan salam sebelum memulia khutbah, duduk ketika adhan, mudah dipahami bagi semua jamaah, singkat, mengeraskan suara ketika khutbah.
Sunnah-sunnah jum’at : mandi mulai dari keluarnya fajar sampai selesai shalat jum’at, bersih-bersih dengan menggunakan siwak, memotong kuku, memakai wangi-wangian, memakai pakaiaan yang bagus, berjalan menuju jamaah shalat jumat, memperbanyak shalawat, membaca surah al Kahfi, rakaa pertama membaca surat jum’ah/ al A’la ddan rakaat kedua membaca surat al Munafiqun/ al ghasiah, memperbanyak doa.
Tidak wajib shalat jum’at bagi : orang kafir asli, anak kecil, orang gila, budak, orang perempuan, orang yang sakit/ serupa, orang y6ang bepergian.
Syarat sah shalat jum’at : dilaksanakan di dalam bangunan yang tetap digunakan untuk shalat jum’at, shalat jum’at dengan 40 orang laki-laki yang mukallaf dan mustautin, terdapat dua khutbah di dalmanya yang dilakukan pada waktu dhuhur, di dahului dua khutbah, tidak terdapat atau dibarengi shalat jum’at yang lain dalam satu wilayah.
Rukun khutbah : membaca hamdalah, shalawat kepara Rosulullah,wasiat un,tuk taqwa, membaca ayat al Quran pada salah satu khutbah, berdoa untuk orang mukmin pada khutbah ke dua.
Syarat dua khutbah : dilakukan setelah tergelincirnya matahari, berdiri bagi yang mampu, duduk diantara dua khutbah sekira thuma’ninah, suci dari dua hadas, suci dari najis, baik pakaian, tempat, dan badan, menutup aurat, terus-menerus dalam semua kalimat saat khutbah dan shalat, khutbah didengar oleh 40 jamaah..
Sunnah-sunnah khutbah : diatas mimbar yang berada di sebelah kanan mihrab, mengucapkan salam sebelum memulia khutbah, duduk ketika adhan, mudah dipahami bagi semua jamaah, singkat, mengeraskan suara ketika khutbah.
Sunnah-sunnah jum’at : mandi mulai dari keluarnya fajar sampai selesai shalat jum’at, bersih-bersih dengan menggunakan siwak, memotong kuku, memakai wangi-wangian, memakai pakaiaan yang bagus, berjalan menuju jamaah shalat jumat, memperbanyak shalawat, membaca surah al Kahfi, rakaa pertama membaca surat jum’ah/ al A’la ddan rakaat kedua membaca surat al Munafiqun/ al ghasiah, memperbanyak doa.
MERINGKAS SHALAT (halaqah robiah)
Bagi yang bepergian yakni orang yang berpredikat bepergian, maka meringas shalat 4 rakaat jumlahnya, tidak boleh meringkas shalat selian yang 4 rakaat.shalat yang boleh dijama’ antara lain dhuhur an isya’, magrib dengan isya’, baik jama’ takdim maupun jama’ ta’khir.
Syarat jama’ taqdim : diawali dengan shalat yang pertama, niat jama’ diwaktu yang pertama, terus menerus (tidak ada pemisah antara dua shalat), lamanya perjalanan sampai takbirotul ikhram shalat yang kedua.
Syarat jama’ ta’khir : niat jama’ ketika waktu shalat pertama, lamanya perjalanan sampai sempurnanya waktu shalat kedua.
Syarat jama’ taqdim : diawali dengan shalat yang pertama, niat jama’ diwaktu yang pertama, terus menerus (tidak ada pemisah antara dua shalat), lamanya perjalanan sampai takbirotul ikhram shalat yang kedua.
Syarat jama’ ta’khir : niat jama’ ketika waktu shalat pertama, lamanya perjalanan sampai sempurnanya waktu shalat kedua.
KITAB MENERANGKAN TENTANG HUKUM-HUKUM SHALAT
Pengertian “shalat” menurut bahasa ialah berdoa( memohon). Sedang menurut pengertian syara’ ialah sebagaimana kata imam rafi’i, shalat yaitu : ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan.
Syarat-syarat wajibnya shalat : islam, baligh, berakal, suci dari hadas besar dan kecil, menutup aurat.
Shalat yang disunnahkan : shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha), shalat dua gerhana ( grhana matahari dan bulan), shalat istisqak ( untuk meminta hujan), salat sunnah myang mengikuti shalat fardhu (qobliah dan ba’diah), shalat dhuha, salat tahajud, shalat tarawih.
Rukun shalat : niat, berdiri bagi yang mampu, takbiratl ihram, membaca fatikhah, ruku’, tuma’ninah, bangun dari ruku’ dan i’tidal, tuma’ninah di dalam i’tidal, sujud dua kali dalam masing-masing rakaat, thuma’ninah dalam sujud, duduk diantara dua sujud, thuma’nianah di dalam duduk diantara dua sujud, duduk yang terakhir, membaca takhiyat, membaca shalawat nabi, membaca salam, niat keluar salat, tertib.
Hal-hal yang sunnah dikerjakan sebelum melakukan shalat : adhan, iqamah,
Sunnah shalat yang dikerjakan di dalam salat : tahiyat pertama dan qunut.
Perkara yang membatalkan shalat : berbicara dengan sengaja, melakuakan gerakan secara berturut-turut lebih dari tiga kali, adanya hadas kecil dan besar, ada najis, terbuka aurat secara sengaja, berubah niat, membelakangi kiblat, makan dan minum, tertawa, murtad,
Waktu yang haram mengerjakan shalat : setelah salat subuh, ketika matahari terbit, ketika matahhari tegak sampai condong, setelah shalat asar, ketika matahari terbenam.
Syarat-syarat wajibnya shalat : islam, baligh, berakal, suci dari hadas besar dan kecil, menutup aurat.
Shalat yang disunnahkan : shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha), shalat dua gerhana ( grhana matahari dan bulan), shalat istisqak ( untuk meminta hujan), salat sunnah myang mengikuti shalat fardhu (qobliah dan ba’diah), shalat dhuha, salat tahajud, shalat tarawih.
Rukun shalat : niat, berdiri bagi yang mampu, takbiratl ihram, membaca fatikhah, ruku’, tuma’ninah, bangun dari ruku’ dan i’tidal, tuma’ninah di dalam i’tidal, sujud dua kali dalam masing-masing rakaat, thuma’ninah dalam sujud, duduk diantara dua sujud, thuma’nianah di dalam duduk diantara dua sujud, duduk yang terakhir, membaca takhiyat, membaca shalawat nabi, membaca salam, niat keluar salat, tertib.
Hal-hal yang sunnah dikerjakan sebelum melakukan shalat : adhan, iqamah,
Sunnah shalat yang dikerjakan di dalam salat : tahiyat pertama dan qunut.
Perkara yang membatalkan shalat : berbicara dengan sengaja, melakuakan gerakan secara berturut-turut lebih dari tiga kali, adanya hadas kecil dan besar, ada najis, terbuka aurat secara sengaja, berubah niat, membelakangi kiblat, makan dan minum, tertawa, murtad,
Waktu yang haram mengerjakan shalat : setelah salat subuh, ketika matahari terbit, ketika matahhari tegak sampai condong, setelah shalat asar, ketika matahari terbenam.
Kata “Syiām” dan “syaum” keduanya adalah bentuk masdar yang arti menurut bahasanya adalah “menahan” dan menurut syara’ ialah menahan dari perkara yang membatalkan puasa dengan niat tertentu pada seluruh (tiap-tiap) hari yang telah dibuat berpuasa oleh orang islam, berakal sehat, suci dari haid dan nifas.
Syarat-syarat wajib puasa : islam, baligh, berakal sehat, mampu mengerjakan puasa.
Perkara yang membatalkan puasa ada 10, yaitu : memasukkan benda dengan sengaja ke lubang, menggobati salah satu dari dua jalan ( dubur dan qubul), sengaja muntah, sengaja jima’, keluar mani, haid, nifas, gila, murtad.
Sunah dalam puasa : cepat-cepat berbuka jika sudah waktunya, mengakhirkan sahur, meninggalkan perbincangan yang jelek.
Haram berpuasa pada : dua hari raya (idul fitri dan idul adha), tiga hari tasyrik ( yaitu 11, 12, 13 dhulhijjah), hari syak.
Syarat-syarat wajib puasa : islam, baligh, berakal sehat, mampu mengerjakan puasa.
Perkara yang membatalkan puasa ada 10, yaitu : memasukkan benda dengan sengaja ke lubang, menggobati salah satu dari dua jalan ( dubur dan qubul), sengaja muntah, sengaja jima’, keluar mani, haid, nifas, gila, murtad.
Sunah dalam puasa : cepat-cepat berbuka jika sudah waktunya, mengakhirkan sahur, meninggalkan perbincangan yang jelek.
Haram berpuasa pada : dua hari raya (idul fitri dan idul adha), tiga hari tasyrik ( yaitu 11, 12, 13 dhulhijjah), hari syak.
"ISIM YANG DIBACA ROFA’"
1.Fa’il
: isim yang dibaca yang jatuh setelah fi’il yang mabni ma’lum atau jatuh setelah isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni ma’lum.
2.Naibul fa’il
:isim yang dibaca rofa’ yang menggantika kedudukan fa’il yang dibuang dengan memenuhi semua hukumnya fa’il atau isim yang dibaca rofa’ yang jatuh setelah fi’il mabni majhul.
3.Mubtadak
: kalimat isim yang dibaca rofa’ yang sepi dari amil-amil lafdiah.
4.Khobar
: isim yang dibaca rofa’ yang disandarkan pada mubtadak
5.Isim kana
: hukum kana wa akhwatuha
Merofa’kan isim dan menasobkan khobarnya.
6.Khobar inna
: hukum inna wa akhwatuha
Menasobkan isim dan merofa’kan khobarnya
7.Tabi’ lilmarfu’
a.Na’at
:tabi’ yang menyempurnakan matbu’nya dengan menjelaskan sifat dari perkara yang berhubungan dengan matbu’ tersebut.
b.‘atof
: kata sambung atau penghubung
c.Taukid
: mengulang kata untuk menguatkan.
d.Badal
:tabi’ yang mempunyai maksud yang sama dengan matbu’nya tanpa adanya perantara.
: isim yang dibaca yang jatuh setelah fi’il yang mabni ma’lum atau jatuh setelah isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni ma’lum.
2.Naibul fa’il
:isim yang dibaca rofa’ yang menggantika kedudukan fa’il yang dibuang dengan memenuhi semua hukumnya fa’il atau isim yang dibaca rofa’ yang jatuh setelah fi’il mabni majhul.
3.Mubtadak
: kalimat isim yang dibaca rofa’ yang sepi dari amil-amil lafdiah.
4.Khobar
: isim yang dibaca rofa’ yang disandarkan pada mubtadak
5.Isim kana
: hukum kana wa akhwatuha
Merofa’kan isim dan menasobkan khobarnya.
6.Khobar inna
: hukum inna wa akhwatuha
Menasobkan isim dan merofa’kan khobarnya
7.Tabi’ lilmarfu’
a.Na’at
:tabi’ yang menyempurnakan matbu’nya dengan menjelaskan sifat dari perkara yang berhubungan dengan matbu’ tersebut.
b.‘atof
: kata sambung atau penghubung
c.Taukid
: mengulang kata untuk menguatkan.
d.Badal
:tabi’ yang mempunyai maksud yang sama dengan matbu’nya tanpa adanya perantara.
Langganan:
Komentar (Atom)
